Libur semester satu telah selesai, seperti biasa hari senin, para siswa SMA Labschool harus mengikuti upacara bendera. Pagi itu seperti biasa, parkiran SMA Labschool seperti showroom mobil mewah. Hampir semua mobil mewah terparkir disana, karena hampir semua muridnya membawa mobil. Yah, paling tidak mereka yang tidak diperbolehkan membawa mobil tetap diantar jemput dengan mobil yang juga mewah. Tapi pemandangan paling beda ada di sudut parkiraan dekat dengan pintu masuk sekolah.
“Kiara” panggil Jesica dari dalam mobilnya dan memarkirkannya di sebelah mobil Kiara. Parkiran khusus genk d’girls. “Hai Jes” sapa Kiara sambil mencium pipi sahabatnya itu. Tin..Tin..Tin. Bunyi klakson mobil Salsa mengagetkan mereka. “Baru dateng tuh anak?” tanya Jesica kepada Kiara. Kiara hanya tersenyum.
“Hai sayaaang” sapa Salsa sambil memeluk kedua sahabatnya itu. “Abis clubbing di mana lo? Jam segini baru dateng?” tanya Kiara sambil melihat jam di tangannya.
“Siapa yang abis clubbing?” tanya Salsa. “Biasanya kan kalo lo telat, pasti abis clubbing kan ?” tanya Jesica. Mereka tau kebiasaan temannya yang satu ini. Kalo Salsa telat, pasti malamnya dia pergi clubbing.
“Iya sih, tapi gw telat karena kemaren gw ke Bandung” jawab Salsa. “Ngapain ke bandung ?” tanya Kiara. “Nganter nyokap ke rumah sepupu gw” jawab Salsa. Kiara ngangguk-ngangguk.
“Wow, Mercedes benz SLS AMG, keren banget Ra” puji Salsa ketika melihat mobil sedan warna silver yang terparkir disebelah mobilnya dengan plat nomer K 14 RA.
“Mobil baru nih? Eh Ra, pengawal lo mana? Kok gw ga ngeliat mereka?” tanya Jesica sambil melihat sekeliling parkiran sekolah.
Biasanya di parkiran sekolah ada cowok-cowok tinggi besar yang berjaga di parkiran, sebelum Kiara masuk kedalam sekolah. “Udah balik, mulai sekarang gw akan bawa mobil” jawab Kiara sambil tersenyum.
“Di bolehin sama bokap lo?” tanya Salsa. “Boleh, dengan syarat, gw tetep di anterin sama para pengawal gw itu” jawab Kiara.
“Wow Jes, mobil lo juga baru ya?” tanya Salsa yang baru melihat mobil baru Jesica karena terhalang mobil Kiara.
“BMW Z4 red, nice car, Jes” kata Kiara sambil melihat sekeliling mobil itu.. “Kok lo tau Ra type mobil itu?” tanya Salsa.
“Mana mungkin Kiara ga tau merek-merek mobil sport kayak gini? Lo liat dirumahnya, semua mobil sport dari segala merek juga dia punya” jawab Jesica sambil menyandarkan tubuhnya di mobil.
Kiara memang suka mobil-mobil sport. Hampir semua mobil sport dari segala merek dia punya. Makanya dia bisa hafal model-model mobil itu. Walaupun kebanyakan mobil-mobil itu digilai cowok-cowok. “Oh iya gw lupa” jawab salsa sambil menepuk pelipisnya.
“Sa, mobil lo juga baru ya?” tanya Kiara ketika melihat mobil disebelah mobilnya.
“Chevrolet corvette ZR1, emang sih mobil ini keluaran taun kemaren, ga kayak punya lo Ra” jawab Salsa sambil menyandarkan badannya di mobil sport warna merah itu.
“Walaupun taun kemaren keluarnya, disini jarang kan ada mobil kayak gini” kata Jesica.
“You like sport car now?” tanya Kiara bingung mengingat dulunya Salsa dan Jesica tidak menyukai mobil sport. Mereka hanya mengangguk.
“Ra, lo besok tanding basket kan ? Lawan mana Ra?” tanya Jesica.
“Tarakanita” jawab Kiara sambil berjalan ke dalam sekolah. “Bukannya lo besok ada lomba KIR?” tanya Salsa bingung.
“Lomba KIRnya di undur sampe minggu depan, eh ntar pulang ngumpul di basecamp yuk?” ajak Kiara. “Boleh aja, eh mau ke kantin dulu ga?” tanya Salsa. “Boleh yuk” jawab Jesica.
Mereka pun berjalan menuju kantin.
******
Kiara Widjiatmoko, putri tunggal dari pengusaha terkenal, Arman Widjiatmoko, yang memiliki bisnis tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Sejak kecil kedua orangtuanya jarang berada dirumah. Selama ini ia hanya diasuh oleh para pembantunya. Setiap pergi, ia juga selalu dikawal. Orangtuanya tidak bisa memberi kasih sayang yang cukup dan selalu memenuhi permintaan Kiara, membuat dia menjadi sedikit egois. Tapi sikap egoisnya jarang diperlihatkannya. Hanya orang-orang terdekat Kiara yang tau akan sikap egoisnya itu.
Ketika SMA, ia masuk sekolah yang terkenal dan elit. SMA Labschool. SMA swasta yang merupakan incaran para siswa lulusan SMP yang tidak keterima di SMA negeri favorit ataupun anak-anak yang malas bersekolah di sekolah negeri. Seperti halnya Kiara yang selalu masuk sekolah internasional sejak kecil. Fasilitas SMA Labschool terbilang paling mewah dan lengkap diantara banyaknya sekolah swasta yang telah menjamur di Jakarta. Hanya anak-anak dari kalangan tertentu yang dapat masuk ke sekolah tersebut.
Biasanya yang bisa masuk ke SMA Labschool hanya anak-anak dari kalangan ‘berduit’ atau pejabat pemerintah yang mempunyai kuasa yang bisa masuk karena biaya sekolah di SMA Labschool sangat mahal. SMA Labschool juga punya dua golongan kelas. Yang pertama yang standar, dan yang satunya lagi yang bertaraf internasional. Untuk kelas yang bertaraf internasional, biaya perbulannya bisa mencapai jutaan rupiah. Bayarannya juga menggunakan dollar. Khusus untuk sekolah yang bertaraf internasional, para siswanya diperbolehkan memakai baju bebas tidak seperti sekolah lain. Hanya saja, setiap hari senin mereka harus memakai seragam. Walaupun mereka memakai seragam, tapi seragam yang mereka kenakan adalah hasil rancangan setiap angkatan. Jadi kelas X,XI, dan XII memakai seragam yang berbeda.
2 gedung megah 4 lantai full AC dengan lift sebagai pengganti tangga, menjadi salah satu fasilitas yang ada di Labschool. Selain itu, kolam renang olimpic, lapangan basket dan tennis indoor maupun outdoor, lapangan sepakbola, futsal, dan volley tersedia disini. Dan ada juga sebuah ruang gym kecil disana. Selain itu, kantin yang didesign seperti restaurant berbintang 5, menambah kemewahan sendiri di sekolah itu. Oleh karena itu, setiap hari terparkir mobil mewah dari segala merek di parkiran sekolah yang berada diantara SMA Labschool. Kiara yang berstatus sebagai cucu tunggal pemilik sekolah tersebut, mendapatkan perlakuan istimewa selama di sekolah.
Ia dapat keluar masuk semaunya sendiri. Walaupun begitu, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa dalam bidang pelajaran karena permintaannya sendiri. Tanpa perlakuan istimewa itu, nilai-nilai Kiara selalu bagus. Padahal di dalam kelas, ia jarang memperhatikan pelajaran. Karena nilai-nilainya yang tinggi, ia menjadi kandidat kuat ketua ekskul KIR yang terkenal akan prestasinya. Selain dalam pelajaran, Kiara menonjol dalam bidang olahraga, terutama basket. Kemampuannya yang diatas rata-rata pemain di sekolahnya, membuat ia menjadi kandidat kuat ketua sekaligus kapten tim basket cewek.
Ketika kelas satu, Kiara besahabat dengan Jesica dan Salsa. Mereka sekelas di kelas SBI. Mereka membuat genk yang bernama d’girls. Walaupun mereka anak baru, Kiara yang sebagai ketua D’girls dan cucu tunggal pemilik sekolah, sudah menjadi “orang paling berpengaruh” di SMA Labschool. Begitu pula dengan Jesica, ayahnya merupakan pengacara ternama dan merupakan pengacara termahal saat ini. Ia juga memiliki perusahaan di bidang traveling. Ia juga penyumbang dana terbesar kedua setelah Kiara. Begitu pula dengan Salsa, anak tunggal ini merupakan anak dari seniman terkenal.
Telah banyak hasil karya yang diciptakan oleh orangtuanya. Karya-karya kedua orangtua Salsa telah banyak dipamerkan tidak hanya di Indonesia tapi sampai keluar negeri. Ia juga memiliki beberapa EO, Production House dan Label rekaman. Tapi, keluarga Salsa merupakan keluarga broken home. Hanya dengan pergi clubbing atau jalan sama kedua sahabatnya itu, Salsa bisa melupakan masalahnya. Selain itu, Salsa adalah keponakan dari kepala sekolah Labschool. Karena itu, tidak ada satupun yang berani melawan mereka.
Parkiran khusus genk d’girls dan meja makan khusus d’girls di kantin sekolah, merupakan perlakuan khusus yang diberikan pihak sekolah kepada mereka yang membuat para seniornya jadi iri. Meja mereka dekat dengan taman belakang sekolah yang indah dengan banyak bunga dan air mancur disana. Tak ada satupun orang yang berani duduk disana kecuali ‘para cewek’ itu.
Walaupun mereka masih junior, tapi mereka sudah masuk jajaran ‘most wanted girls’ SMA Labschool. Wajah mereka yang blasteran menjadi daya tarik tersendiri bagi para cowok-cowok SMA Labschool. Rambut mereka pun panjangnya hampir sama, hanya saja rambut Kiara dan Jesica lebih bergelombang dibanding dengan Salsa. Tinggi mereka pun tidak jauh berbeda. Rata-rata tinggi mereka 170. Tinggi yang sangat cocok untuk menjadi model. Kiara, Salsa dan Jesica pernah menjadi model untuk beberapa iklan dan cover majalah. Tapi, mereka semua tidak melanjutkan menjadi model.
Kiara yang blasteran Indo-Perancis sebenarnya menjadi ‘target utama’ para cowok-cowok SMA Labschool jika ia tidak sedang berpacaran dengan Revan, pacarnya sejak SMP, yang sedang melanjutkan studynya di luar negeri. Menurut anak-anak SMA Labschool Kiara lebih menarik dan lebih ramah dibandingkan kedua sahabatnya itu. Sedangkan Jesica yang blasteran Indo-Jerman, benar-benar memanfaatkan kecantikannya itu untuk mendapatkan cowok yang ia mau. Hampir setiap minggu ia mengganti pacarnya. Begitu pula dengan Salsa. Ia juga blasteran Indo-Inggris. Setiap cowok di SMA Labschool berebutan untuk sekedar kenalan sama mereka.
******
“Kiara” panggil Clara, kapten tim basket cewek ketika Kiara dan teman-temannya melewati kelasnya.
“Kenapa?” tanya Kiara sambil berjalan menghampiri Clara sedangkan Jesica dan Salsa ke kantin duluan.
“Besok gw ga bisa maen jadi lo yang gantiin gw sebagai kapten tim basket cewek” jawab Clara.
“Emang kenapa harus gw yang jadi kapten tim?” tanya Kiara sambil menyandarkan badannya di pintu kelas Clara.
“Karena lo yang paling bisa gw andelin Ra” jawab Clara sambil menepuk bahu Kiara.
“Yang laen udah tau? Mereka setuju?” tanya Kiara. “Belom, tapi pasti mereka setuju” jawab Jesica.
“Sok tau deh, mendingan lo tanya dulu ke mereka, kalo mereka setuju, gw mau” jawab Kiara sambil memainkan pulpen yang di pegangnya.
“Tenang Ra, mereka juga tau kalo lo punya kemampuan lebih dari mereka dan Cuma lo yang gw anggep bisa mimpin mereka” jawab Jesica menjelaskan.
“Terserah aja deh, gw ke kantin dulu ya? Anak-anak udah pada nungguin gw” kata Kiara. Clara hanya mengangguk. Kiara pun berjalan ke kantin. “Lama banget Ra?” tanya Jesica.
“Iya, sorry tadi Clara bilang besok dia ga bisa ikut tanding basket” jawab Kiara sambil duduk disebelah Jesica. “Emang kenapa Ra?” tanya Salsa.
“Gw juga ga tau, belom nanya gw” jawab Kiara. “Tapi kok ngomongnya lama banget?” tanya Jesica. “Iya, dia tadi juga ngasih tau besok gw yang jadi kapten tim basketnya” jawab Kiara.
“Lo jadi kapten tim basket cewek? Bagus dong Ra” kata Salsa. “Berarti nanti kita ga bisa ngumpul di basecamp dong?” tanya Kiara sambil meminum minumannya Jesica.
“Kebiasaan deh lo Ra” kata Jesica sambil mengambil minumannya itu. “Pelit amat lo sama temen” ledek Kiara sambil tertawa.
“Bukannya pelit, tapi kebiasan lo tuh, maen ambil aja minuman orang” jawab Jesica sambil cemberut. “Muka lo tuh jelek kalo cemberut” ledek Kiara sambil tertawa. Jesica dan Salsa pun ikutan tertawa.
“Kenapa ga bisa Ra? Emang lo latihan sampe jam berapa?” tanya Salsa. “Kalo pulang cepet jam 2 juga udah selesai” jawab Kiara.
“Nah itu berarti kita masih bisa ngumpul di base camp” kata Jesica. “Lo mau nungguin gw latihan? Apa mau ketemuan langsung disana?” tanya Kiara.
“Kayaknya langsung ketemuan disana aja deh” jawab Salsa. “Ok, selesai latihan gw langsung kesana” kata Kiara.
******
Bel masuk pun berbunyi. Kiara dan yang lainnya langsung berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Selama upacara, Kiara mendengarkan ‘ceramah pagi’ kepala sekolah dengan malas-malasan. Selesai mengikuti ‘siksaan hari senin’ (anak-anak d’girls menyebut upacara sebagai siksaan hari senin), Kiara langsung ganti baju untuk latihan basket.
Kiara selalu membawa training packnya setiap hari, karena ia selalu latihan basket. Setelah ganti baju, Kiara langsung menuju lapangan tempat tim basket cewek sedang berlatih. Anak-anak pemain inti maupun cadangan telah berkumpul di lapangan bersama Clara. “Eh ngumpul dulu dong” kata Clara kepada para pemain yang sedang berlatih.
Mereka pun berkumpul di pinggir lapangan. “Besok gw ga bisa ikut tanding lawan tarakanita” kata Clara. “Lo kan kapten tim basket, Clara, kenapa ga ikut?” tanya Desi pemain inti dari kelas XI sebagai guard.
“Cedera gw pas tanding kemaren belom sembuh, jadi gw ga boleh ikut tanding dulu” jawab Clara. “Terus yang gantiin lo siapa?” tanya Stella pemain inti kelas XI sama seperti Desi.
“Lo tau siapa kok” jawab Clara sambil tersenyum. “Yang jadi pengganti gw sebagai kapten tim basket cewek, Kiara” lanjut Clara.
“Kiara? Ketua genk d’girls?” tanya Desi. Clara hanya mengangguk sambil tersenyum. “Terus posisi gw dimana?” tanya Kiara yang baru dateng dan duduk di belakang Desi dan Stella.
“Baru dateng lo Ra, kemana aja?” tanya Clara. “Sorry tadi gw di panggil pak Hadi dulu” jawab Kiara. “Kenapa? Ngomongin soal lomba KIR ya?” tanya Clara. Kiara hanya mengangguk.
“Lo mau tempat yang sama atau posisi gw sebagai forward?” tanya Clara. “Yang biasa aja deh” jawab Kiara sambil memainkan bola yang dipegangnya.
“Kalo misalnya besok Tarkit banyak bikin cedera anak-anak, lo harus…” kata Clara. “Show off” potong Kiara. Clara hanya tersenyum. “Yaudah, sekarang kita mulai lagi latihannya” kata Clara.
Kiara dan yang lainnya pun memulai latihan. Clara memperhatikan pola permainan mereka dari pinggir lapangan. Clara puas akan gerakan-gerakan Kiara dalam menguasai dan menembak bola ke ring basket. Semakin hari, permainan Kiara semakin baik. Selesai latihan, Clara pun mengumpulkan mereka lagi.
“Ok, gw seneng sama pola permainan lo tadi, semoga besok kita bisa menang” kata Clara sambil berjalan mendekati Kiara.
“Ra, gw minta lo besok maen kayak gini, kalo emang kondisinya mendesak lo show off aja” lanjut Clara.
Kiara hanya mengangguk sambil mengelap keringat yang mengalir di wajahnya.
“Gw balik dulu ya? Jesica sama Salsa udah nungguin gw” kata Kiara. “Di basecamp d’girls?” tanya Clara.
“Iya, mau ikut?” tanya Kiara sambil mencari kunci mobil di tasnya. “Emang boleh?” tanya Clara. “Boleh kok” jawab Kiara sambil mengambil tasnya.
Mereka pun masuk ke dalam mobil Kiara dan langsung ke base camp d’girls di da vinci tower. Sesampainya disana, mereka langsung turun dan langsung ke lantai 20, tempat base camp d’girls. Sesampainya di lantai 20, mereka masuk ke salah satu ruangan. Jesica dan Salsa telah menunggunya. “Hai, sorry baru dateng” sapa Kiara sambil mencium pipi kedua sahabatnya itu.
“Kemana aja sih? Eh ada kak Clara?” tanya Salsa ketika melihat Clara berdiri di belakang Kiara. “Hai, gw boleh gabung kan ?” tanya Clara. “Tentu kak” jawab mereka.
“Jangan manggil kak, kayak Kiara aja” jawab Clara. “Tapi kan Kiara satu ekskul, jadi wajar aja, lagipula dia kan partner kakak” kata Jesica. “Udah ga usah manggil gw pake kakak” kata Clara.
“Ok deh” jawab mereka. “Lo sering ngumpul disini?” tanya Clara sambil melihat sekeliling ruangan. Ruangan itu berwarna-warni. Terdapat banyak foto yang terpajang di setiap sudut ruangan. Ruangan itu lengkap dengan semua fasilitas yang mereka perlukan seperti AC dan Kulkas. Ada tv 29’inci layar datar lengkap dengan sound system canggih. Ada pula computer yang berada di salah satu sudut ruangan.
“Lumayan” jawab Kiara sambil memberikan sekaleng fanta ke Clara. “Thanks” kata Clara sambil mengambil fanta dari tangan Kiara. “Ra, tadi ada titipan, gw taro di bangku tuh” kata Jesica sambil menunjuk bangku di depan.
“Apaan? Dari siapa?” tanya Kiara. Jesica dan Salsa hanya mengangkat bahu.
“Ini hadiah dari aku sama papa, semoga kamu suka. Love Revan” kata Kiara sambil membaca surat yang ada diatas hadiah tersebut. “Isinya apaan Ra?” tanya Salsa penasaran.
Kiara pun membuka hadiah itu. Isinya sebuah bola basket Spalding dengan tanda tangan pemain inti Sacramento , club basket NBA, dan sebuah hand band bertuliskan ‘Good Luck. Dari ayah Revan sebuah kunci mobil beserta STNKnya.
Tiba-tiba HPnya berbunyi. Tertera nama Revan di caller ID HP Kiara. Kiara pun langsung mengangkatnya. “Gimana? Suka ga?” tanya Revan.
“Suka banget, thanks ya Van” jawab Kiara. “Ok, sama-sama” jawab Revan. “Bilangin papa kamu thanks ya atas kiriman mobilnya” kata Kiara.
“Ok, oh ya, taun ajaran baru aku mulai sekolah di Jakarta dan aku akan sekolah di sekolah kamu” kata Revan. “Di sekolah aku? Emang di US kenapa?” tanya Kiara.
“Aku bosen disini, makanya aku mau pindah ke Jakarta biar bisa sekalian deket sama kamu” jawab Revan. Kiara hanya tertawa.
“Revan, maaf ya, kamu bisa teleponnya nanti malem ga? Aku lagi sama temen-temen aku?” tanya Kiara.
“Ok, no problem, nanti malem aku telepon kamu” jawab Revan. Kiara pun menutup teleponnya.
“Kiara, tadi yang telepon Revan?” tanya Jesica. Kiara hanya mengangguk sambil duduk di sebelah Clara. “Revan siapa Jes?” tanya Clara.
“Cowokya Kiara, udah dari SMP mereka jadian, dia lagi ngelanjutin sekolah di US ” jawab Jesica.
“Clara, lo kenapa nyuruh gw yang jadi kapten tim basket sih? Bukannya masih ada Desi atau Stella?” tanya Kiara.
“Karena lo gw anggep mampu ngegantiin gw jadi kapten tim basket” jawab Clara. “Tapi kan masih banyak anak-anak yang laen yang mampu jadi kapten tim basket cewek” kata Kiara.
“Iya, tapi taun ini cuma lo yang punya kemampuan lebih dari yang lain” jawab Clara.
“Selain itu, gw mau ngelatih lo buat jadi kapten tim basket cewek untuk angkatan selanjutnya, karena mulai taun depan, gw, Desi, Stella sama anak-anak kelas XI yang jadi pemain inti atau cadangan udah ga boleh maen lagi” tambah Clara.
“Tapi kan yang satu angkatan sama gw masih ada yang lebih berpotensi” kata Kiara.
“Gini Ra, satu-satunya anak angkatan lo yang masuk basket yang bisa gw andelin cuma lo, selain itu kemampuan lo juga diatas yang laen dan satu hal lagi, lo satu-satunya anak basket di sekolah yang pernah dilatih sama Kobe Bryant” jawab Clara menjelaskan.
“Lo tau dari mana gw pernah dilatih sama Kobe Bryant?” tanya Kiara bingung karena setahu dia hanya beberapa teman SMPnya yang mengetahui hal itu.
“Lo kenal sama Kayla?” tanya Clara sambil mengambil HP dari tasnya. Ia pun mencari sesuatu di HPya tersebut.
“Ini Kayla” kata Clara sambil menunjukan foto dirinya dan seorang cewek yang Kiara kenal.
“Ini kan…” kata Kiara. “Kayla, temen lo di SMP al-azhar rawamangun” jawab Clara.
“Kok lo kenal sama Kayla?” tanya Salsa penasaran. Clara tidak menjawabnya dan hanya tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar