Rabu, 19 Januari 2011

D'Girls part four

Seminggu kemudian, Kiara melepas perbannya. Katanya sih tangannya udah ga pa-pa. Selama tangannya diperban, Kiara masih ikut latihan. Jesica juga ikut latihan. Ia memutuskan untuk bergabung di tim basket. Sementara itu, Salsa sibuk latihan cheers, karena ada pemilihan kapten dan ketua cheers yang baru, karena kapten yang lama cedera dan ketua cheersnya pindah sekolah.
“Kiara, Jesica, Clara” teriak Salsa senang sambil setengah berlari kearah Kiara dan yang lainnya yang sedang duduk di bangku kantin. Seluruh orang yang sedang berada di kantin melihat kearah Salsa.
“Kenapa sih Sa? Seneng banget deh?” tanya Kiara bingung melihat tingkah laku temannya. “Lo tau Ra? Gw jadi kapten sekaligus ketua tim cheers sekolah” jawab Salsa senang.
“Serius lo Sa?” tanya Jesica kaget. Salsa hanya mengangguk. Wajahnya terlihat senang sekali.
“Wah selamet ya? Akhirnya lo jadi kapten sekaligus ketua cheers yang baru” kata Clara. “Thanks ya” jawab Salsa.
“Jangan lupa traktirannya” kata Kiara. “Iya, tapi nanti ya? Soalnya gw harus latihan dulu, dahhh” kata Salsa sambil meninggalkan mereka.
“Dasar, seneng banget deh tuh anak” kata Jesica. “Maklumlah, namanya juga baru dapet kabar bagus” jawab Clara.
“Ra, lusa tanding jam berapa?” tanya Jesica. “Jam 9, kenapa Jes?” tanya Kiara. “Ga, cuma nanya aja” jawab Jesica.
“Lo udah bisa ikutan tanding Ra?” tanya Clara. Kiara hanya mengangguk. “Kalo lo Cla?” tanya Jesica. “Udah, gw bakalan ikut tanding” jawab Clara.
“Kiara” panggil seorang cewek sambil berjalan ke arah Kiara dan teman-temannya duduk. “Nessa? Kenapa?” tanya Kiara.
“Anak-anak KIR mau protes ke kepsek soal keputusan lo ngebubarin ekskul mereka, tapi cuma yang ceweknya doang” jawab Nessa.
“Mereka ada dimana sekarang?” tanya Kiara. “Ada di depan Lab, rencananya mereka bakalan langsung ke ruang kepsek” jawab Nessa.
“Thanks infonya ya Nes, lo mau apa dari gw?” tanya Kiara. “Ga, gw ga mau apa-apa dari lo, gw cuma mau ngasih tau ini aja” jawab Nessa.
“Masa? Bukannya lo lagi pengen banget ini?” tanya Kiara sambil memperlihatkan tas LV limited edition yang baru dibelinya kemarin. “Atau lo mau yang ini?” tanya Kiara lagi sambil memperlihatkan dress Stella McCartney yang hanya dibuat dua. “Atau lo mau yang lain dari gw?” tanya Kiara. Nessa hanya diam sambil melihat barang-barang yang ditawarkan Kiara kepadanya.
“Ok, kalo gitu, lo ikut sama gw” jawab Kiara sambil berjalan. “Lo mau kemana Ra?” tanya Jesica.
“Ke Lab, mau ikut?” tanya Kiara sambil terus berjalan. Jesica langsung mengajak Clara untuk ikut bersama Kiara untuk mencegah temannya ini melakukan sesuatu. Sesampainya di depan Lab, Kiara melihat anak-anak KIR sedang berkumpul.
“Mau pada kemana?” tanya Kiara sambil tersenyum kepada anak-anak KIR. “Kiara? ngapain lo disini?” tanya Dian, salah satu anak KIR.
“Lo mau pada protes ke kepsek soal bubarnya KIR?” tanya Kiara sambil berjalan mendekati mereka.
“Tau dari mana lo?” tanya Hesti, wakil ketua KIR. “Tapi kok cuma ceweknya doang? Cowoknya mana?” tanya Kiara.
“Ini semua lo yang bikin kan?” tanya Dea, anak KIR yang lain. “Jangan asal nuduh lo” jawab Kiara.
“Kalo bukan lo yang bikin ini, kenapa semua anak KIR yang cowok mendadak ngundurin diri semua?” tanya Hesti.
“Oh, pada ngundurin diri ya?” tanya Kiara sambil tersenyum sinis. “Sial lo” kata Dian mencoba menampar Kiara.
“Mau ngapain lo?” tanya Kiara sambil menahan tangan Dian yang ingin menampar dirinya. Pertengkaran Kiara dengan anak-anak KIR ini langsung menjadi tontonan para siswa yang tak sengaja lewat di depan Lab.
“Gw panggil Salsa dulu, gw titip Kiara bentar” kata Jesica kepada Clara. “Lepasin tangan gw” kata Dian.
“Jangan kira lo bisa nyentuh gw” kata Kiara mulai emosi sambil melepaskan tangan Dian.
“Ra, banyak anak-anak disini, tahan emosi lo” bisik Clara. Kiara melihat sekelilingnya.
“Ngapain lo semua disini? Lo kira kita tontonan? Pergi sana!” kata Kiara dengan suara yang cukup keras. Anak-anak yang tadi sedang melihat, mendadak langsung bubar.
“Udah ga ada orang kan?” tanya Kiara sambil terseyum kepada Clara. Jesica dan Salsa pun datang. “Ada apaan nih?” tanya Salsa bingung.
“Lo ngapain disini Sa? Katanya mau latihan?” tanya Kiara. “Ga jadi, tadi Jesica ngajak gw kesini” jawab Salsa.
“Ra, ini anak ngapain disini?” tanya Salsa begitu melihat Nessa ada di antara anak-anak d’girls.
“Eh Ra, jangan dikira kita ga tau perbuatan lo” kata Hesti. “Apaan maksud lo nyalahin temen gw?” tanya Jesica mulai terpancing emosinya. “Udah Jes, ini biar gw yang ngurus” jawab Kiara.
“Lo yang nyuruh kan semua anak-anak cowok keluar dari KIR?” tanya Dea. “Eh, jangan sok tau lo, tanya dulu ke mereka” jawab Kiara.
“Nessa, lo panggil si Bimo” kata Kiara. Nessa pun langsung berjalan. Sekitar 5 menit kemudian, Nessa datang bersama Bimo.
“Bim, kenapa lo keluar dari KIR? Ada yang nyuruh lo?” tanya Kiara.
 “Ga, ini atas kemauan gw sendiri” jawab Bimo. “Terus anak-anak cowok yang laen?” tanya Salsa.
“Mereka juga sama, rata-rata mereka masuk KIR kan karena ada Kiara, pas tau Kiara keluar, mereka males dan mutusin buat keluar sendiri” jawab Bimo.
“Jadi ga ada yang maksa mereka buat keluar dari KIR?” tanya Clara.
“Ga ada, itu keputusan mereka sendiri” jawab Bimo.
“Lo udah denger kan? Bukan gw yang nyuruh mereka keluar” kata Kiara. Anak-anak KIR langsung diam.
“Udahlah, kita pergi dari sini, males gw ngeladenin mereka, ga penting banget, buang-buang energy gw aja” kata Kiara sambil berjalan meninggalkan anak-anak KIR yang masih diam di depan Lab.
Kiara pun mengajak Bimo, Nessa,  Clara, Jesica dan Salsa untuk ke kantin. “Thanks Nes, Bim, lo tau sekarang apa yang harus lo berdua lakuin kan?” tanya Kiara sambil tersenyum.
“Iya, lo tinggal terima beresnya aja Ra, biar kita berdua yang ngurus ini” jawab Nessa.
“Tenang aja, lo bakalan dapet yang setimpal buat bantuan lo ke gw, buat lo Nes, tas ini bakalan langsung gw kirim ke rumah lo, dan lo Bim, masih pengen Porshe 911 Carrera S Coupé kan? Tenang aja begitu lo nyampe rumah tuh mobil udah ada di garasi lo, atau mau gw anter ke sini aja?” tanya Kiara. Nessa dan Bimo hanya diam saja. Mereka tidak bisa menolak pemberian dari Kiara. Barang yang sangat diinginkan oleh mereka berdua. Nessa dan Bimo pun meninggalkan anak-anak d’girls.
“Apa yang lo lakuin ke anak-anak KIR?” tanya Clara. “Lo mau ngucilin mereka kan?” tanya Jesica. Kiara tidak menjawabnya dan hanya tersenyum.
“Terus kenapa lo nyuruh Nessa sama Bimo?” tanya Salsa bingung. “Kayak lo ga tau aja deh Sa” jawab Jesica.
Vanessa Sasmitro atau yang biasa di panggil Nessa merupakan salah satu pengikut Kiara walaupun Nessa kelas XII. Bisa dibilang Nessa itu anak buah Kiara sejak Kiara masuk Labschool. Nessa yang dulunya sebelum Kiara masuk, merupakan idola para cowok dan banyak pengikutnya seperti Kiara sekarang. Karena popularitas Kiara melebihi dia, Nessa berniat masuk ke D’girls, tapi di tolak oleh Kiara, Jesica dan Salsa. Nessa pun sekarang menjadi antek-antek Kiara. Segala perintah Kiara selalu dia lakukan untuk menjaga agar namanya tetep di kenal oleh anak-anak di Labschool. Nessa termasuk mata-mata dan penghasut yang cukup berpengaruh di mata anak-anak Labschool. Sebenarnya banyak anak-anak SMA Labschool yang bersedia dengan lapang dada dan mencurahkan segala kemampuan mereka menjadi antek-antek Kiara dan teman-temannya agar mereka dapat terkenal walaupun sebagai antek-antek Kiara dan anggota d’girls lainnya. Tapi Kiara dan anak-anak d’girls tidak terlalu memperdulikan keinginan teman-temannya itu.
******
2 hari kemudian, mereka bersiap untuk berangkat ke SMA 1. Clara hari ini ikut pertandingan. Sedangkan Jesica hanya menjadi cadangan. Clara memerintahkan Jesica untuk melihat pertandingan itu lebih seksama. Bagaimana cara Kiara dan Clara bermain dan juga permainan dari lawan. Begitu pula cara Kiara dan Clara melakukan duet maut mereka. Jesica sengaja dipersiapkan Clara agar menjadi penggantinya untuk menjadi pasangan duet maut Kiara di lapangan.
Pertandingan dimulai. Jesica memperhatikan gerakan-gerakan tim lawan dan timnya. Pada babak pertama, Kiara dan Clara belom memainkan duet maut mereka. Mereka sengaja bermain cepat dengan aksi-aksi individu dari Clara, Kiara ataupun pemain lainnya sambil memperhatikan strategi tim lawan.
Babak pertama usai. Score sementara 23-18 untuk keunggulan Labschool. “Ra, ini minum lo” kata Jesica sambil memberikan botol yang baru diambilnya. “Thanks” jawab Kiara sambil duduk di dekat Jesica. Selang dari babak satu ke babak dua diselingi oleh penampilan cheers SMA Labschool. “Itu Salsa” kata Kiara sambil menunjuk salah satu cewek yang ada di tengah lapangan. Mereka memperhatikan Salsa dan timnya. Gerakan mereka bagus dan luwes terutama Salsa.
“Lo udah perhatiin pertandingan tadi?” tanya Clara. Jesica hanya mengangguk. “Menurut lo gimana?” tanya Kiara sambil mengelap keringat yang mengalir di wajahnya.
“Kerja sama timnya sih solid, tapi di bagian guard harus lebih diperketat deh” jawab Jesica. “Bener tuh, dan sekarang kita akan ngagetin mereka dengan strategi yang beda lagi” kata Clara.
Pertandingan pun dimulai kembali. SMA Labschool mengganti formasinya. Kiara dan Clara menjadi guard sedangkan Desi dan Stella menggantikan posisi Kiara dan Clara. Desi dan Stella menjadi pasangan duet maut pencetak angka dan Clara serta kiara menjadi pasangan duet maut penjaga.
Dalam formasi seperti ini, tim SMA 1, sangat susah menembus pertahanan SMA Labshool. Sedangkan dengan mudahnya SMA Labschool mencetak angka ke ring lawan. Pertandingan babak kedua selesai. Dengan formasi baru itu, SMA Labshool jauh memimpin dengan score 48-21. Kemenangan SMA Labschool bertahan hingga akhir pertandingan. SMA Labschool menang dengan score 92-62.
Selesai pertandingan, mereka berkumpul di base camp. “Wah keren tuh tadi, formasi tadi bikin SMA 1 susah” puji Salsa.
“Babak pertama, kita harus bikin mental lawan jatuh, babak kedua kita bikin mereka kerepotan” kata Clara.
“Kalo mental mereka masih kuat juga, bikin mereka kaget dengan formasi duet maut yang baru” tambah Kiara. “Tapi, apa tim kita ga capek?” tanya Jesica.
“Tadi keliatannya gimana?” tanya Clara. “Mereka biasa-biasa aja, ga keliatan capek” jawab Jesica.
“Lo ngalamin sendiri kan latihan basket, pas latihan kita harus bisa meranin posisi mana aja dan dengan siapa pasangan duet kita” kata Kiara.
“Tapi ga semua orang yang ikut basket bisa meranin semua posisi dan cocok sama pasangan mereka” kata Clara.
“Contohnya Sarah, dia lumayan pas di aksi individual dan cocok di posisinya, tapi pas dia harus berpasangan dengan yang lain dia ga bisa ngimbangin, apalagi kalo dia di pindahin posisinya, tiba-tiba dia bisa ngelakuin pelanggaran yang dasar” tambah Clara.
“Jadi lo ngerekrut Jesica karena dia bisa ngelakuin apa yang lo mau?” tanya Salsa. Clara mengangguk sambil tersenyum. Tiba-tiba HP Kiara berbunyi.
“Kenapa?” tanya Kiara. “Lo bisa ke café d’lounge ga?” tanya Nessa. “Ada apaan sih?” tanya Kiara.
“Ada hal penting banget” jawab Nessa. “Yaudah, lo tunggu disana, setengah jam lagi gw sampe” jawab Kiara sambil mematikan teleponnya itu.
“Siapa Ra?” tanya Jesica. “Bukan siapa-siapa, gw pergi dulu ya?” pamit Kiara sambil berjalan ke pintu.
“Lo mau kemana Ra?” tanya Salsa. “Ada hal penting” jawab Kiara sambil membuka pintu. Kiara pun meninggalkan basecamp. Jesica, Salsa dan Clara mengikuti kemana Kiara akan pergi.
Sesampainya di café d’lounge, Kiara bertemu dengan Nessa, Bimo dan teman-temannya yang lain. “Ada apaan?” tanya Kiara sambil duduk di bangku yang sejak tadi memang di kosongkan untuk dirinya.
“Rencana gagal Ra” jawab Nessa. “Hah? Gagal? Bego banget sih lo!” kata Kiara kesal.
“Sorry Ra, padahal gw udah ngancem dia” jawab Bimo takut. “Ngancem? Ngancem gimana?” tanya Kiara bingung.
 “Gw ngancem bakalan ‘make’ dia sambil gw rekam dan rekaman itu bakalan gw sebar kalo dia ga nurut” jawab Bimo. Kiara langsung menampar Bimo.
“Siapa yang suruh lo sampe kayak gitu?! Tolol banget!” tanya Kiara. “Ra, lo tau sendiri kan kalo si Dian itu jablay, tapi dia sok suci” jawab Nessa.
“Lo sama tololnya ya sama Bimo? Gw bilang jangan sampe ada orang yang tau kalo dia jablay, kenapa lo malah ngancem dia bakalan nyebarin rekaman Bimo sama dia?” tanya Kiara kesal.
“Sorry Ra, menurut kita cuma itu anceman yang paling berpengaruh ke Dian” jawab Nessa.
“Lo berdua bilang ke yang laennya stop tentang rencana kita ini, biar gw sendiri yang ngurus” kata Kiara sambil berjalan meninggalkan café itu. Tanpa sepengetahuan Kiara, Jesica, Salsa dan Clara mengetahui rencana sahabatnya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar