Kiara dan yang lainnya mengurangi kegiatan mereka, karena mereka mau menghadapi ujian semester. Bagi Kiara dan Jesica, mereka mudah menghadapi ujian. Sehingga mereka sangat bersemangat. Sedangkan Salsa, ia sangat membenci ujian. Seminggu sebelum ujian, Kiara dan yang lainnya belajar kelompok. Mereka merasa dengan belajar kelompok dapat membantu satu sama lain. Ujian pun tiba. Jesica dan Kiara senang. Salsa menderita.
“Ah, gw benci sama yang namanya ujian” kata Salsa ketika di parkiran sekolah.
“Lo kenapa Sa?” tanya Kiara sambil tersenyum melihat wajah temannya itu.
“Gw stress Ra, kenapa sih harus ada yang namanya ujian?” tanya Salsa. “Apa yang lo stressin? Kita kan udah belajar” tanya Jesica.
“Buat lo berdua sih, gampang ngerjain ujian, tapi buat gw, ga” jawab Salsa.
“Udah Sa, tenang aja deh, lo jangan panik duluan gitu dong? Ntar buyar semua tuh pelajaran” kata Kiara.
“Udah, lo tenang, mendingan kita masuk yuk, bentar lagi udah mau bel” ajak Jesica. Mereka pun masuk ke dalam sekolah.
******
4 hari kemudian, Salsa datang lebih awal. Tapi tetap saja, kedua temannya itu telah datang. tapi wajahnya kali ini beda dari biasanya. “Haaaiii” sapa Salsa sambil mencium pipi kedua sahabatnya itu secara bergantian.
“Lo kenapa Sa? Seneng amat?” tanya Kiara. “Lo baru jadian lagi ya?” tanya Jesica.
“Sok tau lo kayak dukun, gw seneng bukan karena gw baru jadian” jawab Salsa sambil tertawa.
“Terus kenapa?” tanya Kiara bingung. “Hai” sapa Clara yang baru datang. “Hai, tumben jam segini udah pada ngumpul?” tanya Clara.
“Iya nih, tau si Salsa lagi kesambet setan apaan hari ini” jawab Jesica. “Lo kenapa Sa? Keliatannya seneng banget?” tanya Clara ketika melihat wajah Salsa yang senang.
“Karena hari ini, hari terakhir ujian” jawab Salsa senang. “Jadi, dari tadi lo seneng gara-gara ujian hari ini selesai?” tanya Kiara.
Salsa hanya mengangguk sambil tersenyum. “Yaampun Sa, gw kira lo baru jadian lagi sampe seneng kayak gitu, eh ternyata gara-gara ujian udah selesai” kata Jesica.
“Masuk yuk” ajak Clara. Mereka pun berjalan ke dalam sekolah.
“Kiara, Jesica, jangan lupa nanti ada latihan pulang sekolah” kata Clara. “Ok, kita pasti dateng” jawab Kiara.
“Sa, lo hari ini ada latihan?” tanya Jesica. “Hari ini sih ga ada, kenapa emang?” tanya Salsa. “Tungguin kita latihan ya?” pinta Kiara.
“Yee, gw kira mau ngapain” jawab Salsa sambil berjalan ke dalam kelas.
Ujian jam terakhir pun selesai. Kiara, Salsa dan Jesica langsung berjalan ke mobil. Kiara dan Jesica mau mengambil training pack mereka. Sedangkan Salsa mau mengambil laptop. Setelah itu mereka berjalan ke kantin.
“Akhirnya ya, ujian selesai juga” kata Salsa senang. Kiara hanya tersenyum. Clara pun datang. “Udah pada lama disini?” tanya Clara sambil duduk di dekat Kiara.
“Baru aja” jawab Jesica. “Latihan nanti mulai jam 1” kata Clara. “Ok” jawab Kiara. “Eh dengerin deh” kata Salsa sambil memutar music player di laptopnya.
Kiara dan yang lainnya mendengarkan lagu itu. “Ini lagunya lo mix ya?” tanya Clara. Salsa hanya mengangguk
“Mix lagunya bagus” kata Kiara. “Iya, nyambung antara potongan satu lagu ke potongan yang laen” kata Jesica. Salsa senyum-senyum mendengar pujian sahabat-sahabatnya itu.
“Ini buat cheers ya?” tanya Clara. “Iya, rencananya gw mau nambahin beberapa gerakan” jawab Salsa.
“Wah, kayaknya cheers ditangan lo maju pesat nih” puji Clara. Salsa hanya tersenyum. “Sa, lo ada lagi mix lagu yang laen?” tanya Kiara.
“Ada, kenapa?” tanya Salsa. “Ntar pas gw sama anak-anak basket lagi latihan, lo puter ya lagunya” pinta Kiara. “Mau ngapain?” tanya Jesica.
“Bukannya kita udah mau taun ajaran baru? Kan harus ada promosi ekskul” kata Kiara. “Terus?” tanya Clara.
“Lo liat aja ntar” jawab Kiara sambil tersenyum. Mereka tidak tau apa yang mau diperbuat Kiara.
Ketika Kiara latihan, Salsa memasang lagu yang tadi Kiara minta. Tiba-tiba Kiara memainkan bola yang sedang dipegangya sesuai irama dari musik itu. Jesica, Salsa, Clara dan yang lainnya kagum melihat gerakan bola yang dipegang Kiara bisa sesuai dengan irama dari lagu itu. Ketika lagu itu selesai, tepuk tangan membahana di seluruh lapangan basket.
“Keren banget Ra” kata Salsa. “Belajar dimana lo?” tanya Jesica. Kiara tidak menjawabnya. Malah hanya tersenyum.
“Jadi ini yang mau lo tampilin pas promosi ekskul basket?” tanya Clara. Kiara hanya mengangguk.
******
Hari pembagian rapor pun datang. Semua siswa hari ini akan menerima rapotnya. Rapor Jesica dan Salsa diambil oleh mama mereka. Sedangkan Kiara diambil oleh dia sendiri. Disaat seperti ini, Kiara merasa sedih. Ia seperti dibuang dan tidak dianggap lagi. Walaupun selama ini, Kiara selalu berhubungan dengan orangtuanya. Tapi mereka jarang bertemu. Kiara kangen akan pelukan hangat dari ayah dan bundanya. Sudah lama sekali ia tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka.
Nama Kiara, Jesica dan Salsa dipanggil bersamaan oleh wali kelas mereka, pak Endang. Kiara dan kedua temannya itu pun berjalan kedepan. “Pagi pak” sapa Kiara.
“Pagi” jawab pak Endang. “Ini hasil rapor kamu Kiara, yang ini Jesica dan yang ini Salsa” kata pak Endang sambil memberikan rapor itu satu per satu.
Mereka melihat hasil rapor itu. Salsa kaget melihat hasil rapornya. Ia menyangka akan jelek hasil rapornya. Tapi ternyata tidak. Wajah Jesica, Salsa dan Kiara terlihat senang melihat hasil kerja keras mereka selama ini.
“Kiara, abis ini, kamu menemui pak Sigit di ruang kepala sekolah” kata pak Endang.
“Ada apa ya pak?” tanya Kiara bingung kenapa ia dipanggil oleh kepala sekolah.
“Kamu temui dia saja dulu” jawab pak Endang. Kiara pun meninggalkan kelasnya dan masuk ke ruang kepala sekolah.
Sekitar 15 menit kemudian, Kiara keluar dari ruang kepala sekolah. “Kiara” panggil Clara ketika melihat Kiara baru keluar dari ruang kepsek.
“Lo abis ngapain Ra?” tanya Clara. Tiba-tiba Salsa dan Jesica datang.
“Ra, lo kenapa di panggil sama om gw?” tanya Salsa. “Lo ga tau?” tanya Kiara. “Ga, emang ada apa sih?” tanya Salsa.
“Gw…..gw…” kata Kiara wajahnya berubah jadi sedih. “Lo kenapa Ra?” tanya Jesica cemas melihat raut wajah segih Kiara. “Gw jadi juara umum” kata Kiara. Wajahnya berubah seketika menjadi senang.
“Lah, tadi kenapa muka lo sedih gitu?” tanya Jesica. “Gw cuma mau ngerjain lo semua” jawab Kiara sambil tertawa.
“Iseng banget deh lo” kata Clara. “Dasar gila” kata Salsa sambil tertawa. “Oh ya, selamet ya Ra, cie yang jadi juara umum” goda Jesica. Kiara hanya senyum-senyum.
“Kalo gitu traktir” kata Salsa. “Lo dulu traktir, waktu itu janji mau traktir?” tanya Kiara. “Oh iya, ok deh gw yang traktir, lo mau apa?” tanya Salsa.
“Clubbing sampe pagi” jawab Jesica semangat. “Tumben banget Jes” kata Clara.
“Maklum, kan udah liburan” jawab Jesica.
“Jadi mau dimana? Dragonfly? The Green? Centro? Campus? Red Square? Black Pearl? Karlu? Potato Head? Atau 9 Clouds?” tanya Salsa.
“Woy, kenapa semua tempat clubbing lo sebutin? Tempat biasa aja, X2” jawab Kiara. “Ok, setuju gw” kata Clara dan Jesica bareng.
Selesai pembagian rapor, Clara, Salsa, dan Jesica maen ke rumah Kiara. Sesampainya disana, bi Pinem telah menunggu mereka. “Siang non, tumben udah pulang?” tanya bi Pinem.
“Iya bi, mau istirahat dulu, soalnya ntar malem kayaknya aku ga pulang” jawab Kiara. “Gimana rapor non Kiara? Bagus?” tanya bi Pinem.
“Bukan bagus lagi bi, dia juara umum” jawab Jesica. “Bener non? Wah kalo gitu selamet ya?” kata bi Pinem. “Makasih ya bi” jawab Kiara. “Oh ya bi, ini temen aku, namanya Clara” kata Kiara. “Siang non Clara” sapa bi Pinem. “Siang bi” jawab Clara sambil tersenyum.
“Kalo gitu, hari ini bibi mau masak makanan-makanan enak buat ngerayain non Kiara jadi juara umum” kata bi Pinem.
“Makasih ya bi, nanti kalo udah jadi panggilin kita” kata Kiara sambil berjalan ke taman belakang.
Kamar Kiara memang terletak dekat dengan taman belakang dan kolam renang. Kiara sengaja memilih tempat ini agar ia bisa menyendiri. Clara dan yang lainnya masuk ke kamar Kiara. Begitu masuk, suasana sejuk kamar Kiara terasa. Dindingnya dicat dengan warna biru muda polos. Hampir semua barang yang ada di kamar Kiara termasuk barang-barang mewah. TV 42 inci, lengkap dengan home teather canggih, 3 PC tercanggih yang berderet di meja dekat kasurnya. Ada juga kulkas kecil untuk menyimpan minuman dan makanannya. Banyak pajangan yang tergantung di kamar itu. Banyak foto-foto Kiara dengan Jesica dan Salsa di meja yang terletak di sudut ruangan.
Begitu juga piala-piala yang telah banyak diperolehnya. Ada juga 3 piala MVP dan 2 piala top scorer yang ia dapatkan sejak bergabung menjadi tim inti basket cewek SMA Labschool terpajang di meja itu. Ada juga foto-foto Kiara dengan pemain-pemain NBA saat dia berlibur di Amerika dan menonton pertandingan disana. Di salah satu sudut lainnya ada lemari cukup besar. “Ra, itu lemari apaan?” tanya Clara. “Lo buka aja” jawab Kiara.
Clara pun membuka lemari itu. Ia kaget sekaligus kagum melihat isi lemari itu. Ada 3 bola bertanda tangan pemain Sacramento, Lakers, dan Spurs. Serta serta beberapa pasang sepatu bertanda tangan asli Le Bron James, Kobe Bryan, Cao Ming, Michael Jordan, Sequille O’Neil dan beberapa pemain LA Lakers. Serta baju asli pemain-pemain terkenal NBA. “Yaampun Ra, keren banget deh” kata Clara. Kiara hanya tersenyum.
Clara mengalihkan pandangannya ke foto-foto yang ada di meja dekat kasur Kiara. “Ini Kayla kan?” tanya Clara begitu melihat foto orang yang dikenalnya.
“Iya, ini foto kita pas perpisahan di Bali” jawab Kiara. “Ini foto orangtua lo?” tanya Clara ketika melihat foto yang ada disebelah foto Kayla.
“Iya, mereka orangtua gw” jawab Kiara. Wajahnya berubah jadi sedih.
“Gw udah lama ga ketemu sama mereka, gw kangen” kata Kiara sambil duduk di kasurnya
“Ra, jangan sedih dong, kan masih ada kita” kata Jesica mencoba menghibur temannya itu.
“Disaat gw sedih atau seneng, mereka ga pernah ada disini, gw kangen pelukan dari mereka” kata Kiara. Tak terasa air matanya jatuh.
“Jangan nangis dong sayang, walaupun lo jarang ketemu sama mereka, lo tau kan kalo mereka sayang banget sama lo” kata Salsa sambil mengelap air mata Kiara yang jatuh.
“Gw pengen deh, orangtua gw meluk gw lagi, udah lama gw ga pernah dipeluk sama mereka” kata Kiara.
“Rapor gw bagus, gw masuk IPA, gw juara umum, kalo anak-anak laen pasti langsung dipeluk sama orangtua mereka kalo denger berita gitu” tambah Kiara.
Air matanya kembali mengalir. “Udah lo nangis sepuas lo aja, biar beban lo berkurang” kata Clara.
Ternyata dibalik keceriaanya selama ini, Kiara memendam perasaan kangen disayang sama orangtuanya. Ia jarang memperlihatkan kesedihannya jika di depan teman-temannya. Kiara menangis sepuasnya. Begitu ia merasa lebih baik, ia berhenti menangis. “Udah berkurang beban lo sekarang?” tanya Salsa. Kiara hanya mengangguk sambil mengelap air matanya.
“Ra, kalo lo ada masalah lo cerita sama kita jangan dipendem sendiri, seenggaknya kita bisa ngurangin beban lo, ok?” pinta Jesica. Sekali lagi Kiara hanya mengangguk.
Sekitar jam 3, Kiara dan teman-temannya makan masakan bi Pinem. Selesai makan, mereka balik ke kamar Kiara. “Ra, gw minjem baju ya?” tanya Jesica.
“Ah lo Jes, biasanya juga langsung ngambil” jawab Kiara. “Hahaha, iya sih” jawab Jesica sambil tertawa.
“Lo ga ganti Cla? Kalo mau ganti, ambil aja di lemari, tuh Jesica sama Salsa lagi ngambil baju” kata Kiara.
“Iya Ra, gw juga minjem baju ya?” tanya Clara. Kiara hanya mengangguk sambil menyalakan komputer yang ada di meja. Clara pun menemui Jesica dan Salsa yang lagi memilih baju.
“Lo mau pake yang mana Jes?” tanya Salsa. “Gw yang ini” jawab Jesica sambil mengambil T-Shirt Zara polkadot warna biru muda.
“Kalo lo Cla?” tanya Salsa sambil memilih-milih baju yang ada di lemari itu. “Lo yang mana Sa?” tanya Clara sambil melihat baju yang ada di lemari itu.
“Kayaknya yang ini deh” jawab Salsa sambil menunjukan kaos Mango biru muda yang baru diambilnya. “Kok warnanya samaan sih Sa?” tanya Jesica.
“Ya ga pa-pa kan?” tanya Salsa sambil tersenyum. “Lo mau pake yang mana Cla?” tanya Jesica.
“Nanti Kiara pake baju yang mana? Ga enak gw milihnya, dia kan belom milih bajunya, nanti kalo baju yang gw pilih, mau dia pake gimana?” tanya Clara.
“Clara, ga usah takut, ini tuh cuma satu dari 4 lemari bajunya Kiara, jadi dia masih banyak pilihan kok” jawab Salsa.
“4 lemari? Itu isinya baju semua?” tanya Clara kaget. “Iya, dan semua bajunya Kiara tuh bermerek semua” jawab Jesica.
“Lo mau liat koleksi baju, sepatu, tas, jam tangan, gelang, kalung sama mobilnya Kiara?” tanya Salsa. Tiba-tiba Kiara menghampiri mereka.
“Eh, lo ajak Clara keliling ya? Gw mau mandi dulu, lo udah milih baju Cla?” tanya Kiara. Clara hanya menggeleng.
“Lo pilih aja bajunya, ga usah malu-malu” kata Kiara sambil masuk ke kamar mandi.
“Kiara, kita boleh ngajak Clara liat semua koleksi baju, sepatu, tas sama yang laennya kan?” tanya Salsa.
“Boleh kok, ajak aja, kalo mau pake juga boleh, ga usah malu-malu” jawab Kiara dari dalam kamar mandi.
Jesica dan Salsa pun mengajak Clara melihat semua koleksi Kiara. Clara sangat kaget sekaligus kagum dengan semua koleksi pakaian Kiara. Semua pakaian Kiara tertata rapih. Mulai dari kaos, dress, celana jeans dan yang lainnya bermerek terkenal atau rancangan designer ternama. Begitu juga dengan koleksi sepatu, tas, jam, gelang maupun kalung. Semuanya berharga mahal dan ada beberapa barang itu yang limited edition.
“Sekarang lo ikut kita” ajak Salsa sabil berjalan ke sebuah bangunan yang cukup luas yang ga jauh dari kamar Kiara. “Ini apaan?” tanya Clara bingung.
Jesica membuka pintu bangunan itu. Begitu pintu terbuka, lampu yang ada di ruangan itu menyala. Terlihat jajaran mobil-mobil mewah dari berbagai merek terparkir disana. Mulai dari mobil sport limited edition sampai RV mewah terparkir disana. “Ini semua mobilnya Kiara?” tanya Clara. Mereka mengangguk. Mereka pun berjalan keluar dari gedung itu. Mereka duduk di bangku taman belakang dekat kamar Kiara.
“Kiara ga punya saudara ya?” tanya Clara. “Iya, dia kan anak tunggal” jawab Salsa. “Kesepian banget dia disini sendirian” kata Clara.
“Iya, makanya dia lebih sering ngajak kita semua jalan, atau sekedar ngumpul di basecamp aja” jawab Jesica.
“Lo semua sering clubbing ya?” tanya Clara. “Ga juga sih, kalo lagi bête dan ga ada kerjaan sih baru kita clubbing” jawab Salsa.
“Orangtuanya jarang di rumah ya?” tanya Clara sambil melihat sekeliling rumah Kiara.
“Iya, orangtunya cuma menuhin semua kebutuhan Kiara aja, apa yang Kiara minta pasti di kasih” jawab Salsa.
“Makanya Kiara sampe di kasih kartu yang unlimited biar Kiara bisa bebas ngapain aja” tambah Salsa.
“Keliatannya Kiara deket banget sama bi Pinem itu” kata Clara.
“Emang iya, dia itu kepala pelayan yang udah ngurus Kiara sejak kecil, makanya Kiara deket banget sama dia” jawab Jesica.
“Kepala pelayan? Maksudnya?” tanya Clara bingung.
“Di rumah ini ada 30 pembantu, 10 orang khusus ngurusin kebutuhan Kiara, sisanya ngurusin kebutuhan rumah ini, dan bi Pinem itu yang ngatur pelayan-pelayan laen, terutama pelayan yang ngurus kebutuhan Kiara” jawab Salsa menjelaskan.
“Oh ya Jes, di kamar Kiara ada 3 PC berderet buat apaan?” tanya Clara. “Kiara itu programmer, dia udah bikin beberapa software untuk perusahaannya, dan itu lagi dikembangin semua” jawab Jesica. “Kiara programmer?” tanya Clara sedikit kaget.
“Iya, ga ada yang nyangka kan? Terus jangan bilang siapa-siapa ya? Banyak virus komputer yang sekarang muncul itu bikinannya Kiara” jawab Salsa.
“Selain itu, Kiara juga ngebuat beberapa game apa namanya Sa?” tanya Jesica.
“Apa ya? Gw juga lupa, yang pasti beberapa game online yang lagi booming sekarang itu buatannya Kiara” jawab Salsa.
“Wow, perfect banget Kiara” kata Clara kagum sama adik kelasnya itu.